ArticleLogistic  Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Metode Peramalan (Forecasting)
Selasa, 24 Maret 2015
Logistic
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Metode Peramalan (Forecasting)
by: Deni Danasenjaya, SE, MM, CNPE
Procurement Specialist
Foto Harga Perkiraan Sendiri (HPS) dan Metode Peramalan (Forecasting)

HPS sebenarnya digunakan untuk menghitung kebutuhan barang/jasa, rincian, dan alokasi jadwalnya di dalam aktivitas proyek, penerapannya pada proyek konstruksi, proyek IT, dan event, itulah sebabnya kita selalu melihat literatur HPS dalam manajemen proyek.

Sedangkan metode peramalan digunakan untuk menghitung kebutuhan barang/jasa, rincian, dan alokasi jadwalnya dalam aktivitas yang berkelanjutan (repeat order), penerapannya pada perhitungan kebutuhan persediaan bahan baku, energi, komponen, supplies, dll, ada data dari aktivitas sebelumnya yang walaupun sifatnya dinamis ada kecenderungan berulang lagi, dijadikan rujukan dalam membuat peramalan, itulah sebabnya kita selalu melihat literatur metode peramalan dalam proses produksi dan operasional.

Hal lainnya, yang krusial dan kritis adalah, "timing", kapan HPS dan metode peramalan sebaiknya dibuat dan dipersiapkan, "best practices" menyatakan, HPS dan metode peramalan, sebaiknya dibuat saat kebutuhan itu direncanakan, untuk membantu membuat budget yang mendekati presisi, memberi gambaran tentang aktivitas apa saja yang akan terjadi, dan apa langkah yang harus segera dilakukan para pihak terkait proses pengadaan, pelaksana kegiatan, dan pengawasan.

Apakah ada persepsi bahkan regulasi yang "kurang pas" dengan "best practices", tersebut?, misalnya:

  1. Idealnya menggunakan metode peramalan malah menggunakan HPS
  2. Idealnya menyusun HPS dan metode peramalan saat kebutuhan itu direncanakan, bukan saat mendekati pelaksanaan proses pengadaan/pembelian.

Dampak dari menerapkan fungsi dan peran HPS serta metode peramalan pada tempatnya, akan merubah proses pengadaannya itu sendiri, HPS akan dibuat untuk pekerjaan proyek, pola seleksi penyedianya dengan mekanisme tender.

Kemudian metode peramalan akan dibuat untuk kebutuhan yang berkelanjutan (repeat order), pola seleksinya dengan memilih salahsatu dari minimum 3 penawaran di daftar rekanan yang ada di e-Katalog.

Saatnya para akademisi dari disilpin ilmu terkait, praktisi dari berbagai bidang yang menjalankan proses Procurement dan Supply Chain Management, serta regulator yang berwenang membuat rambu2 aturan di bidang ini, "duduk bersama" untuk menciptakan "link dan match", agar bangsa Indonesia juga sejajar dan sepaham dengan bangsa lain di dunia dalam pelaksanaan "Public Procurement", agar mandat para pembayar pajak dan pembeli/pemegang Surat Utang Negara, sebagai para pihak yang ikut berkontribusi dalam pembiayaan anggaran negara, terpenuhi.

Profil Penulis

Banner training Logistic
Artikel lainnya
Artikel Terkait
Foto Wah, Anggarannya Kurang Pak…
Jumat, 7 Maret 2014
Seri Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Foto Swakelola atau Penyedia?
Kamis, 6 Maret 2014
Seri Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Foto Layak tidak layak, butuh tidak butuh, yang penting beli
Rabu, 5 Maret 2014
Seri Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah