ArticleLogistic  PBJP: Kompetensi Teknis atau Pembenahan Integritas
Rabu, 25 Maret 2015
Logistic
PBJP: Kompetensi Teknis atau Pembenahan Integritas
by: Deni Danasenjaya, SE, MM, CNPE
Procurement Specialist
Foto PBJP: Kompetensi Teknis atau Pembenahan Integritas

Beberapa tahun yang lalu kita sempat "dihebohkan" dengan pembelian busway PT. TransJakarta, yang diklaim lebih murah dari merk otomotif dari ATPM terkemuka yang reputasinya sudah dikenal mendunia, bahkan dalam proses pengadaannya "merk yang sangat murah" tersebut menang secara telak dan mengalahkan merk otomotif dari ATPM terkemuka.

Namun di akhir cerita, ternyata, muncul banyak masalah:

  1. ATPM "merk yang sangat murah" tersebut tidak dikenal oleh komunitas pelaku bisnis otomotif di Indonesia
  2. Perusahaan ATPM tersebut reputasinya meragukan
  3. Merek kendaraan tersebut juga belum dikenal para pelaku bisnis transportasi darat di Indonesia
  4. Layanan purna jual serba membingungkan
  5. Proses serah terima juga tidak mengikuti kelaziman yang ada

Kemudian, ada episode lainnya, kisah tentang pengadaan UPS (Uninterruptible Power Supply sebagai alat back up yang bisa bekerja secara otomatis menggantikan ketika jaringan listrik utama mengalami masalah teknis akibat pemadaman, penurunan sumber pasok daya energi, atau gangguan teknis lainnya)

UPS tersebut perset paketnya berharga milyaran rupiah, pengadaannya untuk keperluan sekolah-sekolah di Jakarta, setelah di cari tahu oleh berbagai pihak, ternyata UPS yang harganya milyaran rupiah tersebut, ternyata:

  1. Merk memang qualified, namun harganya "super fantastis", konon katanya di mark-up berpuluh-puluh kali lipat, dibanding harga pasaran UPS tertinggi sekalipun.
  2. Walaupun layanan purna jual cukup berjalan dengan baik, namun yang menjadi pemasok, ternyata bukan sumber penyedianya langsung namun para penyedia perantara, yang dimana justru reputasi para penyedia perantara ini lebih meragukan dibanding subkon mereka yang sebenarnya lebih pantas menjadi penyedia yang sesungguhnya.
  3. Dari sisi perencanaan, menimbulkan misteri, pihak penerima UPS ternyata tidak pernah dilibatkan, dimintai informasi, dimintai pendapat, apakah penerima UPS memang membutuhkan atau tidak.

Kondisi ini idealnya harus di reformasi, di restorasi, di benahi, dan di perbaiki. Agar kondisi serupa tidak lagi terulang di masa depan, di manapun itu, siapapun itu pengambil keputusan dan pelaksananya.

Ibarat duluan mana ayam atau telur, ini juga sama, kita mau benahi kompetensi teknis terlebih dahulu atau benahi sisi integritas, ataukah bisa dilakukan secara bersamaan.

Sebagai renungan saja.

Profil Penulis

Banner training Logistic
Artikel lainnya
Artikel Terkait
Foto Wah, Anggarannya Kurang Pak…
Jumat, 7 Maret 2014
Seri Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Foto Swakelola atau Penyedia?
Kamis, 6 Maret 2014
Seri Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Foto Layak tidak layak, butuh tidak butuh, yang penting beli
Rabu, 5 Maret 2014
Seri Permasalahan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah